Sabtu, 17 Agustus 2013

Apa yang Dikatakan Catatan Fosil


Pasal 5

 

FOSIL adalah sisa berbagai bentuk kehidupan zaman dahulu yang terawetkan dalam kerak bumi. Fosil bisa berupa kerangka tulang atau bagian-bagiannya seperti tulang, gigi atau cangkang. Fosil juga bisa berupa bekas-bekas kegiatan makhluk yang pernah hidup, misalnya jejak kaki. Banyak fosil tidak lagi mengandung bahan-bahan asli tetapi terbentuk dari endapan mineral yang telah menyerap ke dalamnya dan melestarikan bentuknya.

2 Mengapa fosil penting bagi evolusi? Ahli genetika G. L. Stebbins menyebutkan satu alasan utama, ”Tidak ada biolog yang pernah menyaksikan asal mula sebuah kelompok utama organisme melalui evolusi.”1 Jadi, makhluk-makhluk hidup di bumi sekarang ini tidak terlihat berevolusi menjadi makhluk lain. Malahan, semuanya sudah memiliki bentuk yang lengkap dan berbeda dari jenis lainnya. Seperti yang dinyatakan ahli genetika Theodosius Dobzhansky, ”Tidak ada bentuk-bentuk peralihan yang menghubungkan setiap makhluk hidup untuk membentuk rangkaian yang mulus dan tak terputus.”2 Dan, Charles Darwin mengakui bahwa ”perbedaan berbagai bentuk [kehidupan] spesifik dan fakta bahwa semua itu tidak dapat dipadukan oleh mata-mata rantai transisi yang tak terhitung jumlahnya, merupakan masalah yang sangat pelik”.3

3 Maka, perbedaan yang jelas pada makhluk-makhluk yang hidup sekarang tidaklah mendukung teori evolusi. Itu sebabnya catatan fosil menjadi begitu penting. Setidaknya, fosil dianggap akan memberikan bukti yang dibutuhkan teori evolusi.

Apa yang Dicari

4 Seandainya evolusi benar, bukti fosil tentu akan memperlihatkan adanya perubahan bertahap dari satu jenis kehidupan menjadi jenis lainnya. Dan, seharusnya demikian tidak soal teori evolusi versi mana yang dipercayai. Para ilmuwan yang mempercayai perubahan yang lebih cepat dalam teori ”keseimbangan terganggu” pun mengakui bahwa perubahan tersebut masih membutuhkan waktu ribuan tahun. Maka, tidaklah masuk akal untuk menganggap fosil-penghubung sama sekali tidak dibutuhkan.

5 Selain itu, seandainya evolusi berlandaskan fakta, catatan fosil diharapkan dapat mengungkapkan bentuk awal bagian-bagian tubuh yang baru pada makhluk hidup. Paling sedikit harus ada fosil dengan lengan, kaki, sayap, mata, dan tulang-tulang serta organ-organ lain yang sedang berkembang. Misalnya, seharusnya ada sirip ikan yang sedang berubah menjadi kaki amfibi yang bertungkai dan berjari, dan insang yang menjadi paru-paru. Seharusnya ada reptilia yang tungkai depannya sedang berubah menjadi sayap burung, yang tungkai belakangnya menjadi kaki bercakar, yang sisiknya menjadi bulu sayap, dan yang mulutnya menjadi paruh yang lancip.

6 Mengenai hal ini, jurnal New Scientist di Inggris mengatakan, ”[Teori evolusi] memprediksi bahwa catatan fosil yang lengkap akan terdiri dari garis-garis silsilah organisme yang menunjukkan perubahan bertahap secara berkesinambungan selama jangka waktu yang lama.”4 Darwin sendiri menegaskan, ”Jumlah variasi peralihan, yang dahulu ada, [pastilah] luar biasa banyak.”5

7 Di pihak lain, jika catatan penciptaan di buku Kejadian itulah yang berlandaskan fakta, catatan fosil tidak akan menunjukkan perubahan satu jenis kehidupan menjadi jenis lain. Fosil akan meneguhkan pernyataan buku Kejadian bahwa setiap jenis makhluk hidup akan berkembang biak hanya ”menurut jenisnya”. (Kejadian 1:11, 12, 21, 24, 25) Selain itu, jika makhluk hidup muncul melalui penciptaan, tidak akan ada tulang atau organ yang baru terbentuk sebagian atau belum lengkap dalam catatan fosil. Semua fosilnya akan lengkap dan sangat kompleks, seperti halnya makhluk-makhluk hidup dewasa ini.

8 Lagi pula, jika makhluk-makhluk hidup diciptakan, pemunculannya dalam catatan fosil dapat diharapkan terjadi secara tiba-tiba, tanpa ada kaitannya dengan makhluk mana pun sebelum mereka. Dan, jika kenyataannya memang demikian, lalu bagaimana? Darwin terus terang mengakui, ”Jika banyak spesies . . . memang memulai kehidupannya secara serentak, fakta tersebut akan meruntuhkan teori evolusi.”6

Seberapa Lengkapkah Catatan Fosil?

9 Tetapi, apakah catatan fosil kini cukup lengkap untuk menguji secara adil teori mana yang didukungnya, penciptaan atau evolusi? Lebih dari satu abad yang lalu, Darwin berpendapat bahwa catatan fosil belum lengkap. Apa yang ”salah” dengan catatan fosil pada zamannya? Catatan fosil tidak menyediakan mata-mata rantai transisi untuk mendukung teorinya. Karena itu, ia mengatakan, ”Mengapa tidak terdapat banyak mata rantai peralihan di setiap formasi geologis dan di setiap strata tanah? Yang pasti, geologi tidak menyingkapkan perubahan organik secara bertahap dan perlahan tersebut; dan bisa jadi, inilah keberatan paling jelas dan serius yang dapat diajukan melawan teori itu.”7

10 Catatan fosil pada zamannya mengecewakan Darwin dalam segi lain lagi. Ia menjelaskan, ”Semua kelompok spesies tiba-tiba muncul dalam beberapa formasi tanah, dan pemunculan yang mendadak ini telah ditegaskan oleh beberapa paleontolog . . . sebagai keberatan yang menghancurkan kepercayaan akan transmutasi spesies.” Ia menambahkan, ”Ada kesulitan lain yang berkaitan, yang jauh lebih serius. Yang saya maksud adalah bagaimana spesies, yang termasuk dalam beberapa bagian utama dunia hewan, tiba-tiba muncul dalam batuan berfosil yang paling bawah. . . . Sekarang hal tersebut tetap tidak dapat dijelaskan, dan dapat benar-benar diajukan sebagai suatu bantahan kuat terhadap pandangan-pandangan [evolusi] yang dibahas di sini.”8

11 Darwin mencoba memberikan alasan untuk problem besar itu dengan menyerang catatan fosil. Ia berkata, ”Menurut saya, catatan geologis adalah sejarah dunia yang tidak sempurna, . . . sangat, sangat tidak sempurna.”9 Ia dan yang lain-lain mengira bahwa seraya waktu berlalu, mata-mata rantai fosil yang hilang itu pasti ditemukan.

12 Sekarang, setelah penggalian ekstensif selama lebih dari satu abad, banyak sekali fosil yang ditemukan. Apakah catatan itu masih sangat ”tidak sempurna”? Buku Processes of Organic Evolution berkomentar, ”Catatan tentang bentuk-bentuk kehidupan masa lampau kini begitu ekstensif dan terus diperkaya seraya para paleontolog menemukan, menjelaskan, dan membandingkan fosil-fosil baru.”10 Dan, ilmuwan bernama Porter Kier dari Smithsonian Institution menambahkan, ”Ada seratus juta fosil, semuanya didaftar dan diberi nama, di museum-museum di seluruh dunia.”11 Karena itu, A Guide to Earth History menyatakan, ”Dengan bantuan fosil, para paleontolog kini dapat memberi kita gambaran yang sangat jelas tentang kehidupan masa lampau.”12

13 Setelah sekian lama, dan jutaan fosil telah terkumpul, apa yang sekarang ditunjukkan oleh catatan tersebut? Evolusionis Steven Stanley menyatakan bahwa fosil-fosil ini ”menyingkapkan hal-hal baru yang mengejutkan tentang asal mula kita secara biologis”.13 Buku A View of Life, yang ditulis oleh tiga evolusionis, menambahkan, ”Catatan fosil sarat dengan tren yang tidak dapat dijelaskan oleh para paleontolog.”14 Apa sebenarnya hal ”mengejutkan” yang ”tidak dapat dijelaskan” oleh para ilmuwan evolusi itu?

14 Yang membingungkan para ilmuwan tersebut adalah fakta bahwa banyak bukti fosil yang kini tersedia menunjukkan hal yang persis sama seperti pada zaman Darwin: Jenis-jenis dasar makhluk hidup muncul secara tiba-tiba dan tidak banyak berubah selama waktu yang lama. Mata rantai transisi di antara jenis-jenis utama makhluk hidup tidak pernah ditemukan. Jadi, apa yang ditunjukkan catatan fosil justru kebalikan dari apa yang diharapkan.

15 Setelah mengadakan riset selama 40 tahun, botanikus Heribert Nilsson dari Swedia menggambarkan situasinya begini, ”Kita bahkan tidak mungkin membuat karikatur tentang evolusi berdasarkan bukti-bukti secara paleobiologis. Fosil kini sudah begitu lengkap sehingga . . . kelangkaan fosil tidak dapat dipersalahkan atas tidak adanya rangkaian transisi. Rangkaian transisi itu benar-benar tidak ada, dan tidak akan pernah ada.”15

Kehidupan Tiba-Tiba Muncul

16 Mari kita cermati bukti tersebut. Dalam bukunya Red Giants and White Dwarfs, Robert Jastrow menyatakan, ”Suatu ketika selama satu miliar tahun pertama, kehidupan muncul di permukaan bumi. Perlahan-lahan, catatan fosil menunjukkan, organisme hidup menaiki tangga dari bentuk yang sederhana menuju bentuk yang lebih maju.” Dari uraian ini, kita tentu berharap bahwa catatan fosil akan membenarkan adanya evolusi lambat dari bentuk kehidupan pertama yang ”sederhana” menuju bentuk yang kompleks. Namun, buku yang sama mengatakan, ”Satu miliar tahun pertama yang paling penting itu, manakala kehidupan dimulai, tidak ada catatannya dalam sejarah bumi.”16

17 Selain itu, apakah jenis-jenis kehidupan pertama itu dapat benar-benar disebut ”sederhana”? ”Jika kita mundur ke zaman batuan tertua,” kata Evolution From Space, ”sisa fosil dari bentuk kehidupan purba yang ditemukan di batuan itu tidak menunjukkan permulaan yang sederhana. Walaupun kita mungkin menganggap fosil bakteri dan fosil alga serta mikrofungi itu sederhana dibandingkan dengan anjing atau kuda, standar informasinya tetap sangat tinggi. Bentuk kehidupan dari sudut biokimia kebanyakan sudah rumit pada waktu batuan tertua pada permukaan bumi terbentuk.17

18 Dari permulaan ini, dapatkah ditemukan suatu bukti yang membenarkan bahwa organisme bersel tunggal berevolusi menjadi organisme bersel banyak? ”Dalam catatan fosil tidak ada bekas-bekas dari tahap-tahap pendahuluan dalam perkembangan organisme bersel banyak,” kata Jastrow.18 Malahan, ia mengatakan, ”Hanya ada sedikit sekali catatan pada batuan, selain bakteri dan tumbuhan bersel tunggal hingga, kira-kira satu miliar tahun yang lalu, setelah kira-kira tiga miliar tahun tanpa perkembangan yang nyata, suatu terobosan penting terjadi. Makhluk-makhluk bersel banyak pertama bermunculan di bumi.”19

19 Jadi, pada awal masa yang disebut periode Kambrium, catatan fosil mengalami perubahan drastis yang tidak dapat dijelaskan. Beraneka ragam makhluk laut yang kompleks dan telah berkembang penuh, banyak di antaranya bercangkang keras, bermunculan dengan begitu mendadak sehingga masa ini sering disebut ”ledakan” makhluk hidup. A View of Life, menggambarkannya begini, ”Dimulai pada awal periode Kambrium dan berlangsung hingga kira-kira 10 juta tahun, semua kelompok utama hewan invertebrata berkerangka muncul untuk pertama kalinya dengan keanekaragaman yang paling spektakuler yang pernah dicatat di planet kita.” Muncullah siput, bunga karang, bintang laut, binatang mirip lobster yang disebut trilobita, dan banyak lagi makhluk laut yang kompleks. Menarik, buku yang sama mengatakan, ”Sebenarnya, beberapa trilobita yang telah punah memiliki mata yang lebih kompleks dan lebih efisien daripada mata artropoda mana pun yang masih hidup sekarang.”20

20 Adakah fosil yang menjadi mata rantai antara ledakan kehidupan ini dan apa yang ada sebelumnya? Pada zaman Darwin, mata rantai demikian tidak ada. Ia mengakui, ”Untuk pertanyaan mengapa kita tidak menemukan endapan yang mengandung banyak fosil dari masa yang dianggap paling awal sebelum adanya sistem Kambrium, saya tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan.”21 Sekarang, apakah situasinya sudah berubah? Ketika mengomentari pernyataan Darwin bahwa ”semua kelompok spesies muncul secara mendadak dan tiba-tiba”, paleontolog Alfred S. Romer menulis, ”Di bawah [periode Kambrium] ini, terdapat endapan-endapan yang sangat tebal tempat leluhur bentuk-bentuk Kambrium diharapkan dapat ditemukan. Tetapi, kami tidak menemukannya; nyaris tidak ada bukti kehidupan dalam lapisan-lapisan tua ini, dan secara masuk akal dapat dikatakan bahwa gambaran umumnya selaras dengan gagasan tentang penciptaan menurut jenisnya pada awal masa Kambrium. ’Untuk pertanyaan mengapa kita tidak menemukan endapan yang mengandung banyak fosil dari masa yang dianggap paling awal sebelum adanya sistem Kambrium,’ kata Darwin, ’saya tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan.’ Sekarang pun kita belum dapat menjawabnya,” kata Romer.22

21 Ada yang berargumen bahwa batuan pada masa Prakambrium sudah banyak berubah akibat panas dan tekanan sehingga tidak lagi menyimpan mata rantai fosil, atau bahwa fosil tidak dapat tersimpan pada batuan yang ada di lautan dangkal. ”Tak satu pun dari argumen-argumen ini yang bertahan,” kata evolusionis Salvador E. Luria, Stephen Jay Gould, dan Sam Singer. Mereka menambahkan, ”Para geolog telah menemukan banyak endapan Prakambrium yang tidak berubah, dan di dalamnya tidak ada fosil organisme yang kompleks.”23

22 Fakta-fakta ini mendorong ahli biokimia D. B. Gower untuk berkomentar, sebagaimana dimuat dalam Times dari daerah Kent di Inggris, ”Catatan penciptaan dalam buku Kejadian dan teori evolusi tidak akan pernah sejalan. Yang satu pasti benar dan yang lain salah. Kisah fosil selaras dengan catatan buku Kejadian. Dalam batuan tertua, kita tidak menemukan rangkaian fosil yang menunjukkan perubahan bertahap dari makhluk yang paling primitif menjadi bentuk yang lebih berkembang. Sebaliknya, dalam batuan tertua itu, berbagai spesies yang telah berkembang muncul secara tiba-tiba. Di antara setiap spesies sama sekali tidak ada fosil-fosil tingkat menengah.”24

23 Zoolog Harold Coffin menyimpulkan, ”Jika evolusi progresif dari bentuk sederhana menjadi rumit itu benar, leluhur makhluk-makhluk hidup yang berkembang penuh dalam masa Kambrium seharusnya ditemukan; tetapi mereka tidak ditemukan dan para ilmuwan mengakui hanya ada sedikit harapan bahwa mereka akan pernah ditemukan. Berdasarkan fakta itu saja, berdasarkan apa yang sebenarnya ditemukan di bumi, teori tentang penciptaan yang tiba-tiba memunculkan bentuk-bentuk utama kehidupan, adalah [teori] yang paling cocok.”25

Terus Muncul secara Tiba-Tiba dan Tidak Banyak Perubahan

24 Dalam lapisan-lapisan di atas lapisan Kambrium manakala terjadi ledakan kehidupan, catatan fosil berulang kali menunjukkan hal yang sama: Jenis binatang baru dan jenis tumbuhan baru muncul secara tiba-tiba, dan tidak ada kaitannya dengan apa pun yang ada sebelum mereka. Dan, sekali muncul, mereka tidak mengalami banyak perubahan. The New Evolutionary Timetable menyatakan, ”Sekarang catatan menyingkapkan bahwa spesies-spesies umumnya bertahan hidup selama seratus ribu generasi, atau bahkan sejuta generasi atau lebih, tanpa banyak berevolusi. . . . Setelah muncul, kebanyakan spesies hanya mengalami sedikit evolusi sebelum akhirnya punah.”26

25 Sebagai contoh, serangga muncul dalam catatan fosil secara tiba-tiba dan dalam jumlah besar, tanpa leluhur evolusioner. Serangga pun tidak mengalami banyak perubahan bahkan sampai sekarang. Mengenai penemuan fosil lalat yang dikatakan berumur ”40 juta tahun”, Dr. George Poinar, Jr., mengatakan, ”Anatomi bagian dalam makhluk ini benar-benar mirip dengan yang Anda temukan pada lalat masa kini. Sayap, kaki, kepala, bahkan sel-sel di dalamnya, tampak sangat modern.”27 Dan, sebuah laporan dalam The Globe and Mail dari Toronto mengomentari, ”Dalam perjuangannya menaiki tangga evolusi selama 40 juta tahun, lalat itu hampir-hampir tidak membuat kemajuan apa pun.”28

26 Hal serupa terlihat pada tumbuhan. Pada batuan terdapat fosil-fosil daun berbagai pohon dan semak yang tidak menunjukkan banyak perbedaan dengan daun tumbuhan yang sama pada zaman modern: ek, walnut, hickory, anggur, magnolia, palem, dan banyak lainnya. Binatang juga mengikuti pola yang sama. Leluhur binatang yang hidup sekarang muncul dalam catatan fosil secara tiba-tiba dan sangat mirip dengan padanan mereka yang ada sekarang. Ada banyak variasi, tetapi semua dengan mudah dikenali sebagai ”jenis” yang sama. Majalah Discover menyebutkan satu contoh, ”Kepiting ladam . . . telah ada di bumi nyaris tanpa perubahan selama 200 juta tahun.”29 Makhluk-makhluk yang punah juga mengikuti pola yang sama. Dinosaurus, misalnya, tiba-tiba muncul dalam catatan fosil, tanpa mata rantai penghubung dengan leluhur mana pun sebelum mereka. Mereka berkembang biak, kemudian punah.

27 Mengenai hal ini, Bulletin dari Field Museum of Natural History di Chicago menyatakan, ”Spesies muncul dalam urutannya dengan sangat tiba-tiba, hanya sedikit atau tidak berubah selama keberadaannya dalam catatan fosil, kemudian mendadak lenyap dari catatan itu. Dan, tidak selalu jelas, bahkan hampir tidak pernah terlihat jelas, bahwa keturunannya memang lebih bisa beradaptasi daripada leluhurnya. Dengan kata lain, perbaikan biologis sulit ditemukan.”30

Tidak Ada Fitur Transisi

28 Kesulitan lain bagi evolusi ialah fakta bahwa dalam catatan fosil sama sekali tidak ditemukan tulang atau organ yang setengah jadi yang bisa dianggap sebagai awal perkembangan fitur baru. Misalnya, ada fosil berbagai jenis makhluk bersayap—burung, kelelawar, dan pterodaktil yang punah. Menurut teori evolusi, mereka pastilah berevolusi dari makhluk-makhluk transisi pendahulunya. Tetapi, bentuk-bentuk transisi itu belum pernah ditemukan. Tanda-tandanya pun tidak ada. Adakah fosil jerapah yang panjang lehernya dua pertiga atau tiga perempat dari yang sekarang? Adakah fosil burung yang paruhnya sedang berevolusi dari rahang reptilia? Adakah bukti fosil ikan yang sedang mengembangkan panggul amfibi, atau sirip ikan yang berubah menjadi kaki, telapak, serta jari amfibi? Kenyataannya, sia-sia saja mencari perkembangan fitur-fitur demikian dalam catatan fosil.

29 Menurut New Scientist, evolusi ”memprediksi bahwa catatan fosil yang lengkap akan memuat silsilah organisme yang menunjukkan perubahan bertahap secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama”. Tetapi, majalah itu mengakui, ”Sayangnya, catatan fosil tidak memenuhi harapan ini, sebab spesies-spesies di dalamnya jarang berhubungan dengan satu sama lain melalui bentuk transisi yang dikenal. . . . spesies dalam fosil yang dikenal tampaknya memang tidak berevolusi bahkan selama jutaan tahun.”31 Dan, ahli genetika Stebbins menulis, ”Tidak ada bentuk transisi yang dikenal di antara filum-filum utama hewan atau tumbuhan.” Ia menyebutkan tentang ”jurang pemisah yang lebar di antara banyak kategori utama organisme”.32 ”Malah,” The New Evolutionary Timetable mengakui, ”dalam catatan fosil tidak terdokumentasi satu pun bukti yang meyakinkan mengenai peralihan dari satu spesies menjadi spesies lainnya. Lagi pula, spesies bertahan selama jangka waktu yang luar biasa lama.”33—Cetak miring ditambahkan.

30 Ini sesuai dengan penelitian besar-besaran oleh Geological Society of London dan Palaeontological Association of England. Dosen ilmu alam John N. Moore melaporkan hasilnya, ”Kira-kira 120 ilmuwan, semuanya spesialis, menyiapkan karya tulis yang sangat hebat, terdiri atas 30 pasal dan lebih dari 800 halaman, yang menguraikan tentang catatan fosil tumbuhan dan hewan yang dibagi menjadi kira-kira 2.500 kelompok. . . . Setiap bentuk atau jenis utama tumbuhan dan hewan ternyata memiliki sejarah yang terpisah dan berbeda dari semua bentuk dan jenis lainnya! Kelompok tumbuhan maupun hewan muncul secara tiba-tiba dalam catatan fosil. . . . Ikan paus, kelelawar, kuda, primata, gajah, terwelu, bajing, dsb., semuanya berbeda sejak pertama muncul sebagaimana halnya mereka sekarang. Tidak ada petunjuk adanya leluhur yang sama, apalagi adanya pertalian dengan reptilia, yang dianggap sebagai leluhurnya.” Moore menambahkan, ”Bentuk transisi belum ditemukan dalam catatan fosil kemungkinan besar karena sama sekali tidak ada bentuk transisi dalam tingkatan fosil. Sangat mungkin, transisi antarjenis hewan dan/atau transisi antarjenis tumbuhan tidak pernah terjadi.”34

31 Maka, apa yang ada pada zaman Darwin masih sama dengan yang ada sekarang. Bukti catatan fosil masih seperti yang dikatakan zoolog D’Arcy Thompson beberapa tahun lalu dalam bukunya On Growth and Form, ”Teori evolusi Darwin belum mengajar kita tentang bagaimana burung diturunkan dari reptilia, mamalia dari binatang berkaki empat pendahulunya, binatang berkaki empat dari ikan, ataupun vertebrata dari invertebrata. . . . mencari batu loncatan yang menghubungkan celah-celah di antaranya akan sia-sia belaka, selama-lamanya.”35

Bagaimana dengan Kuda?

32 Namun, sering dikatakan bahwa setidaknya kuda adalah contoh klasik tentang evolusi dalam catatan fosil. Sebagaimana dinyatakan dalam The World Book Encyclopedia, ”Kuda adalah salah satu contoh perkembangan evolusi yang paling baik dokumentasinya.”36 Perkembangan kuda digambarkan berawal dari seekor binatang mungil dan berakhir dengan kuda besar yang ada sekarang. Tetapi, apakah bukti fosil memang mendukung hal ini?

33 Encyclopædia Britannica mengomentari, ”Evolusi kuda tidak pernah berlangsung dalam satu garis lurus.”37 Dengan kata lain, bukti fosil sama sekali tidak menunjukkan adanya perkembangan bertahap dari binatang kecil itu sampai kuda yang besar. Evolusionis Hitching berkata tentang model evolusi yang terkemuka ini, ”Yang pernah dilukiskan sebagai sesuatu yang sederhana dan langsung, sekarang begitu rumit sehingga untuk mempercayai satu versi dan bukannya yang lain lebih merupakan masalah iman daripada pilihan yang masuk akal. Eohippus, yang katanya adalah kuda paling awal, dan menurut para ahli telah lama punah dan hanya kita kenal melalui fosil, mungkin sebenarnya masih hidup dan sehat, dan sama sekali bukan kuda—binatang pemalu seukuran rubah yang disebut daman yang berkeliaran di pedalaman Afrika.”38

34 Dibutuhkan imajinasi yang luar biasa untuk menyatakan bahwa Eohippus kecil itu leluhur kuda, khususnya mengingat apa yang dikatakan The New Evolutionary Timetable, ”Ada asumsi umum bahwa [Eohippus] secara perlahan tetapi pasti berubah menjadi seekor binatang yang lebih menyerupai kuda.” Tetapi, apakah fakta mendukung asumsi ini? ”Fosil spesies [Eohippus] tidak menunjukkan banyak modifikasi evolusioner,” jawab buku tersebut. Maka, buku itu mengakui bahwa catatan fosil ”tidak mendokumentasikan sejarah lengkap keluarga kuda”.39

35 Jadi, beberapa ilmuwan kini mengatakan bahwa Eohippus kecil bukanlah sejenis kuda atau leluhur kuda. Dan, setiap jenis fosil yang ditaruh dalam garis silsilah kuda menampakkan stabilitas yang luar biasa, tanpa bentuk-bentuk transisi di antara kuda dan makhluk-makhluk lain yang disangka sebagai leluhur evolusionernya. Kita pun tidak perlu heran bahwa ada banyak fosil kuda yang berbeda ukuran dan bentuknya. Bahkan sekarang, ada banyak variasi kuda, mulai dari kuda poni yang sangat kecil sampai kuda bajak yang besar. Semuanya adalah variasi dalam keluarga kuda.

Apa yang Sebenarnya Dikatakan Catatan Fosil

36 Bila kita membiarkan catatan fosil berbicara, kesaksiannya tidak berorientasi pada evolusi. Sebaliknya, kesaksian catatan fosil berorientasi pada penciptaan. Catatan itu memperlihatkan bahwa beragam jenis makhluk hidup muncul secara tiba-tiba. Meskipun ada banyak variasi dalam setiap jenis, tidak ada mata rantai yang menghubungkan mereka dengan leluhur sebelumnya. Juga tidak ada mata rantai evolusi yang menghubungkan mereka dengan berbagai jenis makhluk hidup yang ada setelah mereka. Berbagai jenis makhluk hidup tidak mengalami banyak perubahan untuk jangka waktu yang lama sebelum beberapa dari mereka punah, sedangkan yang lain terus hidup sampai sekarang.

37 ”Konsep evolusi tidak dapat dianggap sebagai penjelasan ilmiah yang kuat mengenai keberadaan bermacam bentuk kehidupan,” demikian kesimpulan evolusionis Edmund Samuel dalam bukunya Order: In Life. Mengapa tidak? Ia menambahkan, ”Apabila distribusi biogeografis atau catatan fosil dianalisis dengan baik, hasilnya tidak dapat secara langsung mendukung evolusi.”40

38 Jelas, penyelidik yang tidak berat sebelah akan menyimpulkan bahwa fosil tidak mendukung teori evolusi. Sebaliknya, bukti fosil memberikan dukungan yang kuat pada argumen mengenai penciptaan. Seperti dikatakan zoolog bernama Coffin, ”Bagi para ilmuwan sekuler, fosil, atau bukti kehidupan masa lampau, merupakan pengadilan banding yang tertinggi dan terakhir, karena catatan fosil adalah satu-satunya sejarah autentik tentang kehidupan yang tersedia bagi sains. Jika sejarah fosil ini tidak selaras dengan teori evolusi—dan telah kita lihat bahwa memang tidak selaras—apa yang diajarkannya? Berarti tumbuhan dan hewan diciptakan dalam bentuk-bentuk dasarnya. Fakta-fakta dasar dari catatan fosil mendukung penciptaan, bukan evolusi.”41 Astronom Carl Sagan secara terus terang mengakui dalam bukunya Cosmos, ”Bukti fosil boleh jadi cocok dengan gagasan tentang adanya Perancang Agung.”42

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar